Senin, 21 Maret 2011

FOOD AND WATER BORNE DISEASE "DEMAM TIFOID"


DEMAM TIFOID

Definisi Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi menular akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan dan gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, kejang, dan gangguan kesadaran). Meurut Butler dala Soegijanto, S (2002), demam tifoid adalah suatu infeksi bakterial pada manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi ditandai dengan demam berkepanjangan, nyeri perut, diare, delirium, bercak rose, splenomegali serta kadang – kadang disertai komplikasi perdarahan dan perforasi usus.
Epidemiologi Demam Tifoid
Distribusi dan Frekuensi
0rang
Demam tifoid dapat menginfeksi semua rang dan tidak ada perbedaan yang nyata antara insidens pada laki – laki dan perempuan. Berdasarkan umur, proporsi penderita demam tifoid pada kelompok berumur 12 – 30 tahun 70 – 80%, pada umur 31 – 40 tahun 5 – 10%.
Tempat dan waktu
Demam tifoid tersebar di seluruh dunia. Pada tahun 2000, insidens rate demam tifoid di Amerika latin 53 per 100.000 penduduk dan di Asia Tenggara 110 per 100.000 penduduk. Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun, di Jakarta Utara pada tahun 2001, insidens rate demam tifoid 680 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2001 meningkat menjadi 1.426 per 100.000 penduduk.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Faktor Host
Manusia merupakan satu – satunya sumber penularan Salmonella typhi, melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan seorang penderita demam tifoid atau carrier kronis. Transmisi bakteri terjadi dengan cara menelan makanan atau air yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi Salmonella typhi. Selain itu, transmisi konginetal dapat terjadi secara transplasental dari seorang ibu yang mengalami bakteriemia (beredarnya bakteri dalam darah) kepada bayi dalam kandungan, atau tertular pada saat dilahirkan oleh seorang ibu yang merupakan carrier demam tifoid dengan rute fecal oral. Seseorang yang telah terinfeksi Salmonella typhi dapat menjadi carrier kronis dan mengekskresikan bakteri selama beberapa tahun.
Faktor Agent
Demam tifoid desebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hanya dapat hidup dan menginfeksi tubuh manusia. Untuk menimbulkan infeksi, diperlukan Salmonella typhi sebanyak 105 – 109 yang tertelan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Jumlah Salmonella typhi yang tertelan akan mempengaruhi masa inkubasinya, dimana semakin banyak Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin singkat masa inkubasi demam tifoid.
Faktor Environment
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber ait yang tidak memadai dan standar hygiene dan sanitasi yangt rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran demam tifoid dari segi sosial adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sanitasi, dan hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.
Etiologi Demam Tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu s. Typhi, s. Paratyphi A, dan S. Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh s. Typhi cendrung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain.
Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakkan strain meragikan glukosa, manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Organisme salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara anaerob fakultatif. Kebanyakan spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4º C (130º F) selama 1 jam atau 60 º C (140 º F) selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu dalam sampah, bahan makannan kering, agfen farmakeutika an bahan tinja.
Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella HH. Antigen O adalah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein labil panas.
Mekanisme Penularan Demam Tifoid
Penularan demam tifoid terjadi melalui mulut, kuman S.typhy masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman yang tercemar ke dalam lambung, ke kelenjar limfoid usus kecil kemudian masuk kedalam peredaran darah. Kuman dalam peredaran darah yang pertama berlangsung singkat, terjadi 24 – 72 jam setelah kuman masuk, meskipun belum menimbulkan gejala tetapi telah mencapai organ – organ hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang dan ginjal. Pada akhir masa inkubasi 5 – 9 hari kuman kembali masuk ke aliran darah (kedua kali) dimana terjadi pelepasan endoktoksin menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan gejala demam tifoid.
Control Disease Demam Tifoid
Pencegahan DT berdasarkan pada faktor – faktor epidemiologik, termasuk di dalamnya pendekatan 'agen', strategi lingkungan dan masalah pendekatan 'orang'. Strategi pencegahan dan pengendalian DT terdiri dari surveilens penyakit, vaksinasi bagi orang – orang dengan risiko, penemuan dan pengobatan penderita yang sedang sakit maupun konvalesen, penemuan dan pengobatan carrier kronik, peningkatan sanitasi, proteksi binatang ternak, promosi higiene makanan dan prevensi produksi makanan yang tercemar. Pendidikan kesehatan pada komunitas mempunyai peran penting dari pencegahan DT, terutama higiene perorangan, misalnya cuci tangan sebelum makan, penyediaan air bersih untuk cuci tangan di pusat – pusat pelayanan umum.
Pencegahan demam tifoid diupayakan melalui berbagai cara: umum dan khusus/imunisasi. Termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan sanitasi karena perbaikan higiene dan sanitasi saja dapat menurunkan insidensi demam typhoid. (Penyediaan air bersih, pembuangan dan pengelolaan sampah). Menjaga kebersihan pribadi dan menjaga apa yang masuk mulut (diminum atau dimakan) tidak tercemar Salmonella typhi. Pemutusan rantai transmisi juga penting yaitu pengawasan terhadap penjual (keliling) minuman/makanan.
Ada dua vaksin untuk mencegah demam tifoid. Yang pertama adalah vaksin yang diinaktivasi (kuman yang mati) yang diberikan secara injeksi. Yang kedua adalah vaksin yang dilemahkan (attenuated) yang diberikan secara oral. Pemberian vaksin tifoid secara rutin tidak direkomendasikan, vaksin tifoid hanta direkomendasikan untuk pelancong yang berkunjung ke tempat-tempat yang demam tifoid sering terjadi, orang yang kontak dengan penderita karier tifoid dan pekerja laboratorium.
Vaksin tifoid yang diinaktivasi (per injeksi) tidak boleh diberikan anak-anak kurang dari dua tahun. Satu dosis sudah menyediakan proteksi, oleh karena itu haruslah diberikan sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum bepergian supaya memberikan waktu kepada vaksin untuk bekerja. Dosis ulangan diperlukan setiap dua tahun untuk orang-orang yang memiliki resiko terjangkit.
Vaksin tifoid yang dilemahkan (per oral) tidak boleh diberikan kepada anak-anak kurang dari 6 tahun. Empat dosis yang diberikan dua hari secara terpisah diperlukan untuk proteksi. Dosis terakhir harus diberikan sekurang-kurangnya satu minggu sebelum bepergian supaya memberikan waktu kepada vaksin untuk bekerja. Dosis ulangan diperlukan setiap 5 tahun untuk orang-orang yang masih memiliki resiko terjangkit.

Sumber:
Bustan, M. N. 1997. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : PT Rineka Cipta
Soegijantanto, S. 2002. Demam Tifoid. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Edisi Penatalaksanaannya. Jakarta : Salemba Medika
WHO. 2006. Typhiod Fever. www.who.int

Ririn Nurmandhani
E2A009042
Reguler 1 / 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar