Jumat, 06 Juli 2012

PERBAIKAN JALAN, TRADISI PELENGKAP MUDIK


Setiap menjelang lebaran pasti kita selalu melihat banyak pekerja di beberapa  ruas jalan raya yang melakukan perbaikan jalan. Seperti “kebetulan” yang berulang, perbaikan jalan menjadi kebiasaan menjelang lebaran. Pengalaman ini saya alami pada bulan ramadhan tahun lalu, kami sekeluarga mengunjungi saudara yang bertempat tinggal di Pekalongan. Kami mengambil rute dari Semarang ke Pekalongan melewati Kendal. Pada saat itu bulan ramadhan dan sudah hampir mendekati lebaran maka arus lalu lintas menjadi semakin padat, ditambah lagi dengan adanya perbaikan jalan oleh para pekerja proyek. Banyaknya kendaraan yang lalu lalang saja sudah membuat beberapa titik kemacetan di sepanjang jalan raya Kendal, mengingat jalan raya Kendal adalah jalur pantura dengan arus kendaraan yang sudah cukup ramai di hari biasa, ditambah lagi dengan alat – alat berat untuk perbaikan jalan, material, dan para pekerja sehingga memperparah kemacetan yang ada. Waktu tempuh yang seharusnya hanya 2 jam sampai 3 jam, akibat perbaikan di sepanjang jalan menjadi hampir 6 jam. Keadaan seperti ini sangat mengganggu pengguna jalan, apalagi banyak debu bertebaran yang dapat menggangu jarak pandang. Yang bisa saya lakukan sebagai pengguna jalan adalah menunggu dalam kemacetan. Beberapa pekerja proyek mencoba membantu mengurangi kemacetan dengan membuka tutup jalur menjadi 1 arah, tetapi ini tidak berdampak banyak karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang dan tidak sabar untuk menunggu. Seperti jamur di musim hujan, kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di sepanjang jalan raya Kendal saja tetapi juga terjadi di beberapa daerah yang lain. Memang, perbaikan jalan menjelang lebaran sudah menjadi tradisi pelengkap mudik di Indonesia.
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa proyek perbaikan jalan perlu untuk dilakukan mengingat banyaknya pengguna jalan pantura yang didominasi oleh kendaraan pribadi, kendaraan umum dan juga banyak truk – truk besar yang lalu lalang di jalan ini sehingga prosentase kemungkinan kerusakan jalan menjadi lebih besar dan harus segera diperbaiki. Yang menjadi masalah dalam proyek ini adalah waktu pelaksanaanya. Proyek perbaikan jalan raya memang sudah dialokasikan dalam anggaran pemerintah dan untuk waktu pelaksanaannya dilakukan sepanjang tahun, tidak hanya saat menjelang lebaran. Tetapi realisasi di lapangan, banyak proyek perbaikan jalan yang dilakukan menjelang lebaran dan ditargetkan pekerjaan tersebut selesai sebelum lebaran. Jika pekerjaan belum selesai saat lebaran maka proyek dihentikan pada H – 7 sampai H + 7 lebaran agar arus mudik tidak terganggu. Tetapi hal ini menimbulkan masalah baru lagi karena tumpukan material yang ada ditinggal di bahu jalan sehingga tetap menimbulkan kemacetan seiring dengan makin meningkatnya arus kendaraan menjelang lebaran.

1 komentar: